redam

Semenjak aku melihat orang orang yang memenangkan perlombaan, dari kecil aku ingin sekali menang. Aku tidak pernah mendapat juara satu dalam suatu perlombaan yang kuikuti..kecuali sekarang. Ya, sekarang, tadi, hari ini aku mendapatkan berita kalau aku menang dalam bidang fotografi. Aku pertama. Tenta saja hal tersebut sangat menyenangkan, hatiku gembira sekali. Kuberitakan ke papa, bunda, beliau berkata bahwa beliau ikut senang dan bangga. Kubritakan juga kepada sahabatku, dia juga senang dan minta makan makan. Teman dekatku juga kuberitahu, mereka senang. Namun, hanya satu,,hanya satu. Hanya satu yang menanggapinya datar. Dia adalah seseorang yang kukira juga ikut berbahagia dan memelukku. Ternyata kenyataan berkata lain.

hoo . . .

itu katanya, tak ada ucapan selamat atau hanya sebuah senyuman yang diberikan. Ya, aku tahu dari awal dia tidak mau aku mengikuti lomba ini. Tetapi ketika dia bilang terserah, rasanya sebuah kesempatan besar diberikan dan aku ingin membuktikan bahwa aku bisa. dan ternyata, alhamdulillah aku bisa. dalam hal ini, yang menang akan pergi ke Jakarta untuk ikut semacam acara ramah lingkungan sedunia. Dia pun marah, dan berkata untuk tidak memikirkan dan menghubungi dia lagi. Di hari yang kukira bahagia sontak menjadi sangat menyedihkan. Aku tak mengerti, sungguh tak mengerti. Sekarang tak ada lagi bahagia untuk hari ini. Cukup dan cukup bahagia itu...cukup. Cukup aku bisa, cukup takkan kulanjutkan lagi keinginanku dari kecil.

tak semua yang kau harapkan dapat terjadi sekarang. Karena Dia telah mengatur sedemikian rupa untuk kedepannya buat dirimu nanti.

mungkin gak sekarang dia ikut berbahagia mungkin nanti...