Semakin dekat dirimu, semain buta kamu terhadap kebenaran.
0 All for a reason
Minggu, 09 Juni 2013
Things happened for a reason, right?
Aku gak nulis Rea. Aku mau nangis. Dan lagi - lagi aku gak bisa. Terakhir nangis waktu aku dengar Papa ngomel ke aku. Kenapa sih nangis susah sekali? Everything that made me cry cannot make me cry now. Aku frustasi. Aku mau bisa nangis atas alasan ini, alasan yang dari dulu bikin aku nangis, tetapi tidak menangis sampai sekarang. Rea, ajarkan aku bagaimana caranya menangis, aku sudah nonton film yang sangat sedih tetap saja tidak menangis, nonton film romantis, gak nangis juga, nonton film lucu juga gak nangis. Aku daritadi membaca apa yang telah terjadi di masa lalu. Gambaran itu mulai lagi. Kalau dilihat dari sisi lain aku merasa aneh aku pernah menjadi se-mencinta itu. Di sisi lainnya lagi, aku gak salah, aku memang jatuh cinta and that is how to express it. Every tears, semuanya bernilai di waktu itu entah sekarang. Tetapi, se- tidak bisanya aku menangis, aku tetap bahagia kok. Cuman pengen nangis biar perasaan ini selesai gundahnya.
Semua orang percaya bahwa sesuatu terjadi karena suatu alasan penting yang pasti diketahui oleh Tuhan kita semua. Dari hal yang kita suka sampai yang tidak kita suka. Aku percaya itu. Dan aku baru saja berpikir, rasa gundah ini pasti ada alasannya, kenapa aku belum bisa lepas sepenuhnya pasti ada alasannya. Hanya saja, aku bukan Tuhan, aku gak tahu kenapa. I wish I knew
