Baru dia..

Dia dia dia.. Tak pernah jauh dari 'dia' ...



Rea, ternyata aku lumayan membutuhkan dia untuk benar - benar mengulas sebuah senyuman dan mengekspresikan sebuah ekspresi senang. Kamu tahu kan selama masa diam itu, aku senyum seadanya, kalau aku sendiri adanya sedih bawaannya, tidak cerah, sedikit bahagia. Cuman sama teman - teman dekatku saja aku bisa tertawa. Mereka pelampiasan emosiku.

Rea, ternyata sampai sekarang ini hanya dia yang mampu gerakin batu di hati aku. Belum ada orang lain yang bisa. Baru dia saja. Baru dia yang dapat membuatku benar - benar mengerti arti sabar, ikhlas, sederhana dalam cinta. Baru dia yang setiap keberadaannya dadaku sesak dan jantungku berdegup cepat sekali, seakan - akan mereka detektor untuk memberitahuku, dia ada di sekitarku. Baru dia yang dapat membuatku kuat dalam mempertahankan seseorang, mempertahankan dia. Baru dia ... bahkan sampai sekarang.