Pages

YaraRezha

Senin, 02 Juni 2014
Katakan bagaimana perasaanmu, ketika kamu sangat mencintai seseorang itu, tetapi dia menganggap kamu tidak mencintainya atau meragukan cintamu yang dalam di dalam hatimu? jawab. katakan bagaimana.
Unfortunately begitu sekarang di sisi percintaanku. Ya, aku manusia yang dingin. Sangat pintar berpura - pura. Bisa berbohong tanpa dibilang itu bohong. Ya aku terlalu hina, banyak sekali hal buruk di dalam tubuh ini, yang kalian ketahui maupun yang tidak kalian ketahui.
Aku ingin bercerita..dan ini jujur dari hatiku, tanpa edit.
Aku dari tahun 2009 sampai sekarang, selalu mencintai satu orang yang tek pernah kutemui seumur hidupku. Hanya bisa ku imajinasikan saja bagaimana rasanya nanti ketika aku bertemu dengan dirinya. Dirinya yang menurutku akan lebih daripada yang kubayangkan. Rasa aman dan nyaman di sekitar dia. Matanya yang tajam. Itu semua sangat merindukan sekaligus melenakan untuk dibayangkan. Ada seseorang yang bilang bahwa orang yang kucinta itu biasa saja, tetapi bagiku, disetiap fotonya yang senyum lah, makan permen karet lah, dan lain lain, gak ada yang mengalahkan cakepnya. Pokoknya yang paling cakep dihatiku itu Dia dan Papa sama anak mungil sang moodbooster hahaha.

Ya, aku manusia biasa, bisa berbuat kesalahan yang kecil sampai yang besar. dan kesalahan itu sekarang yang menutup semuanya. Kami kembali namun terasa masih ada yang membuat tidak harmonis dan itu memang karena kesalahanku. Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya minta maaf. Aku tak bisa jauh darinya dan sebaliknya. Aku gak bisa lama lama berantem sama dia, pasti berantem bentar aku sakit. Aku gak bisa berhenti merapalkan doa - doa untuknya, maupun disaat tak pernah berkontak sampai sering berkontak. Bahkan saat berantem pun, saat dinginku pun, aku tetap mencintainya di setiap saat itu. Tetapi kami semua manusia, karena kesalahanku, kesalahan yang sangat besar. Percaya akan cintaku di sana mungkin lenyap.

Apakah pernah merasakannya untuk orang yang membaca ini?

Apa yang kalian rasakan? Amarah kah? Sedih kah? Kesal kah? atau sakit hati?

Yang aku rasakan adalah kesedihan dan amarah yang begitu besar terhadap diriku sendiri. Aku membenci diriku sendiri, karena hal yang pernah kulakukan secara sadar. Aku lelah sama diri sendiri. Merutuk setiap hari kepada diri sendiri.

"Betapa Bodohnya Kamu!"
"Lebih Baik Kamu Mati!"
"Manusia Hina Kamu!"
"Ngapain Hidup Kalau Kerjaan Sakiti Hati Orang Terus?!"
"HINA!"

Semua itu dan lebih banyak lagi yang kurutukkan secara tak sengaja ketika mengingat semua kesalahanku. Ya aku menghukum diriku sendiri, bahkan kesalahanku yang sudah terjadi bertahun - tahun lalu sampai sekarang tak pernah bisa terlupa. Selalu saja teringat di saat - saat napasku masih berhembus.

Haha, diluaar aku bersikap sangat cuek. Sangaaat cuek seperti tidak perduli dengan semua itu. Tetapi di dalam aku gak pernah berhenti menghukum diri sendiri. Hanya ada satu saat dimana aku terlupa dan aku benar - benar bahagia, saat - saat indah bersamanya. Entahlah, aku tak tahu dia tahu atau tidak tahu akan apa yang kulakukan sama diriku sendiri secara mental. Entahlah, dia tahu atau tidak hanya dengan bersamanya tanpa membahas semua hal yang menyakitkan itu, aku akan merasa sangat tenang, terlindungi dan nyaman. Namun, ketika teringat kembali dan membahas itu kembali, aku kembali mengutuk diri sendiri.

Kadang aku berpikir, "kenapa kamu tidak jadi menikah dengannya di saat aku sudah ikhlas dan menyimpan rasa ini hanya untuk diriku? Mungkin cintanya lebih besar daripada cintaku padamu. Mungkin dia bisa lebih care ke kamu. Lebih peka. Lebih lembut. Lebih elegan. Kenapa bersama aku yang jelas - jelas bukanlah perempuan yang baik? Aku merasa aku tidak pantas."

Namun, pikiran itu menghilang, "Seharusnya kamu bersyukur. Sewaktu di raudhah, kamu berdoa sambil menangis sampai sesak untuk diberikan yang terbaik untukmu, untuk lelaki itu dan untuk perempuan itu. Dan Allah memberikan lelaki itu untukmu. Kenapa kamu mengeluh? Kenapa tidak bersyukur? Jangan berpikir sedemikian rupa lagi. Lelaki itu sangat mencintaimu. Dia hanya ingin denganmu, kenapa kamu suruh dia dengan orang lain? Pastilah sedih atau sakit hatinya setiap kamu berkata agar dia bersama orang lain. Padahal dulu kamu meminta dengan tangisan yang menyesakkan agar kamu tetap bersama cintamu, lelakimu...Rezhanya yara.. Mataharinya Yara.."

Lalu aku menangis, meratapi diri sendiri. Iri dengan diri masa lalu yang sangat ceria tanpa berpikir mumet - mumet karena dia gak pernah melakukan kesalahan sebesar itu. Lalu, aku juga iri dengan diriku yang dulu, yang bisa membuat lelaki yang ia cintai percaya akan cintanya. Seandainya...seandainya aku bisa membuat dia sembuh dan percaya bahwa aku sangat mencintainya..

Bahwa Yara Sangat Mencintai Seorang Rezha...

0 komentar: