Pages

Kasih sayang orang tua

Minggu, 06 November 2011
Adikku sakit. Temperatur badannya tinggi sekali, dapat dikatakan pemadam kebakaran pun tidak bisa memadamkan panas badannya. Di hari ini pula, bundaku pergi untuk.tugas selama sebulan. Alangkah sedihnya. Namun apa daya, tak dapat dielakkan lagi. Adikku sempat menangis karna bunda pergi. Dia berpikir bahwa tidak ada lagi yang dapat mengobatinya sewaktu dia sakit seperti halnya sekarang. Lalu, diriku membujuknya dan memeluknya serta mencium keningnya sebagai tanda kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Setelah itu kami bernyanyi bersama dan tertawa bersama melupakan hal tadi walaupun tetap mengingat bunda yangsedang dalam perjalanan ke kota lain.
Karna bunda pergi, tugas untuk menjaga dea, mengajarkan dea dan lain sebagainya diberikan kepadaku. Sekarang pun aku menjaga adikku yang sedang tidur dengan manisnya. Badannya masih panas, kata papa suhunya mulai turun.
Aku tersentuh melihat papa yang ketiduran di kursi sambil menjaga adikku setengah jam yang lalu. Lalu, aku teringat bagaimana sedihnya papa ketika anaknya jatuh sakit. Seperti aku dahulu dan dea sekarang. Papa sangat khawatir wajahnya. Beliau sangat sedih melihat anaknya mengeluh sakit. Setiap jam beliau selalu siaga jika anaknya memerlukan sesuatu. Aku merasa berdosa mengingat bahwa aku pernah membantah orang tuaku. Yang ketika aku atau adikku sakit mereka menangis karna khawatir akan kami. Namun, kami tetap saja tidak menurut kepada beliau berdua. Ketika kami sakit, kami pun susah melakukan apapun, menyuap nasi pun tak bisa. Beliau yang menggantikan tangan kami untuk makan di tengah kesibukannya.

Wahai papaku tersayang,
wahai bundaku tercinta,
terima kasih selalu kami tuturkan atas semua yang bunda dan papa beri. Kami menyayangi papa dan bunda selalu. We <3 our parents.
Published with Blogger-droid v2.0.1

0 komentar: